CERPEN : Thanks God for My Life

Posted: Jumat, 05 Oktober 2012 by Unknown in
2


Thanks God for My Life



Dibawah langit pagi kota New York yang cerah ini, hari akan terasa menyenangkan sekali bagi semua orang tetapi tidak untukku. Aku merasa biarpun dunia memiliki perayaan hari menyenangkan sedunia tetap saja aku tidak bisa merasakan hal itu. Aku juga tidak mengerti mengapa aku tidak merasakan hal itu sejak kematian Ayahku.

 
Pada saat itu Aku merasa sangatlah bodoh, karena tidak mengerti apa maksud dari kata-katanya yang disampaikan pada waktu itu, “Ayah merasa semakin jauh dengan kalian”. Aku tidak mengerti makna dari kata-kata tersebut, entah Aku yang mendadak menjadi orang paling bodoh sedunia atau apalah. Tetapi setelah berpikir selama seminggu akhirnya akupun menyerah dan menganggap perkataan Ayah hanya sembarangan saja.
Tapi yang membuatku lebih merasa bodoh dan terpukul, sebulan kemudian Ayahku meninggal. Menurut dokter dia terkena penyakit ALS (Amyothropic Lateral Scelrosis), Aku tidak tahu penyakit apa itu tapi kata dokter itu semacam penyakit gangguan saraf yang penderitanya semakin lama semakin lambat melakukan apa-apa sampai tidak bisa melakukan apa-apa hingga meninggal. Kami tidak tahu bahwa Ayah mengidap penyakit semacam itu.
Kadang Aku mendapati Ayah yang semakin lama semakin lambat jalannya tetapi saat ku tanya Dia hanya menjawab “Ayah sudah tua jadi wajar jalanku semakin lambat”. Dan dari situ aku tidak bisa tersenyum dan menjadi sangat, sangat, sangat pendiam.
Hari ini aku akan menghadapi Ujian  untuk meningkatkan kemampuanku dalam bermain piano. Dari kecil aku memang diperkenalkan dengan piano karena mengingat Ayahku seorang pemain piano legendaris. Dan pada umurku yang ke 3 tahun, Aku sudah mahir bermain piano dan memenangkan pertandingan yang ku ikuti. Dan hanya dengan bermain piano Aku bisa merasa senang dan selalu merasa bahwa Ayah selau menemaniku. Dan piano adalah teman yang paling setia buatku.
***
Aku telah selesai mengikuti ujianku dan coba tebak Aku menjadi yang paling terbaik lagi. Tapi itu sudah biasa bagiku dan tidak istimewa mengingat aku selalu mendapatkan penghargaan dan selalu mendapat nilai tertinggi bahkan banyak dosen-dosen yang mengakui kehebatan permainanku. Sekarang aku ingin melatih kemampuanku di ruang musik, Aku memainkan lagu klasik dari Italia. Aku memejamkan mata menghayati dengan penuh tetapi konsentrasi terganggu karena merasa ada yang memerhatikan aku, saat ku buka mataku dan melihat ke sekitar tidak ada siapa-siapa, Aku pun melanjutkan permainanku lagi dan memejamkan mataku lagi.
Saat lagu yang kumainkan selesai, Aku membuka mata dan mendapati seorang laki-laki yang berdiri didepan pianoku alhasil aku tersentak kaget sampai terjatuh dari kursi pianoku. Diapun kaget melihatku yang terjatuh, dan segera menghampiriku untuk membantu
“kau tidak apa-apa?”tanyanya sambil mengulur tangannya
“ah Aku tidak apa-apa ko”jawabku sambil menerima uluran tangannya
“kau tadi kenapa sampai terjatuh?”
“tidak apa-apa, Aku hanya kaget saja”
“oh sorry! Aku telah mengagetkanmu. Oh iya namaku Adam kau pasti Mia kan?”
no problem! Oh iya aku Mia, tapi kau tahu namaku dari mana?”
“siapa sih yang tidak mengenal seorang Mia? Orang yang paling hebat bermain piano di Juliard University ini dan semua dosen selalu mengagungkan permainanmu terus”
“Ooh begitu, ngomong-ngomong Aku harus pergi sekarang”
“memangnya kau mau kemana?”
“aku mau ke Panti Asuhan milikku”
“kau punya Panti Asuhan sendiri?”
“yah begitulah”
“boleh Aku ikut denganmu?”
Aku mengerutkan dahiku tanda-tanda Aku sedang berpikir. Aku ingin menolaknya tetapi ketika Aku ingin menyampaikan dia sudah memotong deluan.
“untuk melihat Panti Asuhan milikmu”sambungnya
“hmm, yasudahlah kau boleh ikut”
“oke terima kasih”
“hmm”
Akhirnya kami pun pergi ke Panti asuhan milikku menggunakan mobilnya. Aku menunjukan arah jalannya dan dia hanya mengangguk-angguk saja. Sekarang kami sudah sampai di halaman Panti, dia hanya memerhatikan Panti asuhan milikku tersebut.
“kenapa? Ada yang aneh?”
“kau yakin ini panti asuhan milikmu?”
“hmm iya,kenapa?”
“wow! Ini besar sekali, kau mendapatkan modal darimana sampai bisa membuat panti asuhan sebesar ini?”
“kau pikir Aku ini miskin apa?”tanyaku sambil mendelik kepadanya dan dia hanya menyengir
“bukan begitu”


“Aku kan dari kecil sering mendapatkan uang saat bertanding, dan Aku kasihan melihat anak-anak jalanan yang tidak mempunyai keluarga jadi uangnya ku tabung dan ku jadikan panti asuhan ini”
“Oo begitu, tapi kau sangat keren mempunyai jiwa pahlawan”
“terima kasih, Ayo kita masuk mau sampai kapan kita di luar? Aku ingi melihat anak-anak asuhku”
“oke kita masuk”
Kami pun melangkah masuk kedalam. Ketika Aku membuka pintu, anak-anak langsung menyerukan namaku dan memeluk pinggangku, lalu mereka melepaskan pelukan mereka dan berkata mereka punya tarian bagus. Mereka menarikan dancenya super junior yang berjudul wonder boy tetapi dance mereka tampak hancur sekali dan itu membuatku tertawa. Mereka pada berhenti menari dan memerhatikan Aku yang tertawa, lalu mereka teriak sambil menyerukan “kak Mia tertawa” secara berulang-ulang dan itu membuatku berhenti tertawa. Aku menyadari ini adalah tawa pertama kaliku setelah sekian lama Ayahku meninggal. Dan Adam hanya menatapku sambil tercengang.
“kenapa? Ada yang aneh?”
“kau tersenyum Mia, kau tersenyum. Setelah sekian lama Aku memperhatikanmu Aku tidak pernah melihatmu tertawa maupun tersenyum kepada siapapun”
“anak-anak kalian main lah dulu”
“iya”jawab mereka serempak
“hey aku juga manusia, pasti bisa tersenyum dan tertawa lah”
“tapi itu”dia kehabisan kata-kata dan hanya menggerakkan tangannya membentuk seperti bom yang meledak
“yah begitulah”
“ngomong-ngomong bolehkah aku menjadi sahabatmu, sahabat anak-anak asuhmu yang selalu ada untuk kalian?”pintanya
Aku terdiam mencerna perkataannya barusan, Aku bimbang disatu sisi aku mulai merasa nyaman dan memiliki teman karena sebelumnya aku tidak pernah bicara terlalu banyak bersama orang lain. Tetepi dia kelihatannya sangat baik dan kepribadian hangat terhadap anak-anak asuhku dan Aku membulatkan kepeutusan dan mudahan ini keputusan yang terbaik. Aku pun mengangguk dan dia tersenyum manis sambil berucap terima kasih.
Dari situ Aku mulai membuka lembaran hidup baru yang lebih berwarna dengan adanya Adam yang menemaniku, dan pasti keluargaku dan Ayahku yang disana senang dengan keputusanku.
***
Tak terasa sudah 2 tahun aku bersahabatan dengan Adam bahkan Aku mulai terbiasa berbicara dengan orang lain. Adam sangat baik terhadapku dan keluargaku serta anak-anak asuhku. Dia selalu hadir dalam pertunjukanku dan juga sebaliknya yang selalu hadir dalam pertunjukan biolanya. Kadang kami membuat kaloborasi antara piano dan biola, kadang kami juga membuat lagu bersama. Suara handphoneku membuatku kembali ke akal sehatku dan nama Adam yang tertera di layarnya.
hallo Adam”
“hai Mia, nanti malam kita ke panti asuhan yukk”
“oke, jam 7 kita ketemu disana”
“oke, sampai ketemu nanti di panti, bye
bye
Karena tidak ada kerjaan dan Aku sudah lulus dari Juliard University dan juga aku tidak ada pertunjukan hari ini akhirnya Aku memutuskan untuk tidur kembali.
Malam telah tiba, Aku terbangun dari tidurku karena suara handphoneku yang berbunyi terus. Aku melihat sudah pukul 8 malam. Akupun menjawab panggilan itu.
hallo
“Mia kau dimana? Aku telah menunggumu sejak sejam yang lalu”
“Dirumah? Memangnya kita ada janji kah?”
“Astaga Mia, kita janji bertemu di panti jam 7”
“benarkah? Tapi aku tidak ingat”
“iya, astaga Mia yasudah lah kita batalkan saja kan masih ada lain waktu”
“maaf Adam aku tidak ingat sama sekali”
“tidak apa-apa”
Setelah Adam mematikan sambungannya. Aku merasa sedikit linglung dan Akupun berusaha mengingat tetapi tetap saja Aku tidak ingat hingga akhirnya aku memutuskan untu tidur kembali dan berharap tidak akan lupa apa-apa lagi.
***
Setelah kejadian tersebut, semakin lama dari hari ke hari Aku merasa ingatan ku semakin menghilang sampai waktu hari itu Adam marah padaku karena selalu melupakan janji kepadanya, pertunjukanku yang gagal karena Aku tidak mengingat not-not nada. Sampai akhirnya Adam menyerah dan mengajakku ke dokter untuk di periksa. Dan ternyata fakta yang kami dapatkan lebih parah, Aku terkena penyakit Alzaimer yang sekarang mulai terjadi pada anak muda, ini penyakit langka bagi anak muda tetapi tidak untuk orang tua.
Setelah mendapatkan fakta itu, Aku terpuruk dan tidak memiliki semangat hidup lagi. Aku berpikir tidak ada gunanya lagi Aku hidup jika tidak bisa ingat apa-apa, tapi Adam selalu menemaniku dan memberiku semangat agar Aku tetap percaya hidupku masih panjang. Sampai Aku tidak bisa berjalan, Adam tetap menemaniku menceritakanku kehidupan di Dunia walaupun dari raut wajahnya Aku bisa melihat dia lelah dan sedih sehingga Aku tidak tega melihatnya. Kadang dia membisikkan kata-kata “aku tidak mau kau pergi”, “kau pasti bisa”, “kami semua sayang padamu”, bahkan Ibuku selalu berada di sampingku mengelusku membasuh mukaku dan menyuapiku. Dari hal itu membuatku sadar aku mempunyai orang-orang yang menyayangi dan mencintaiku
Dia mengajakku ke panti bahkan Aku melihat anak-anak asuhku menangis, rasanya aku juga ingin menangis tetapi aku tidak bisa. Bahkan keluargaku juga begitu. Sampai waktunya tiba Aku merasa diriku sangatlah ringan dan Aku bisa terbang, Aku melihat diriku memakai baju warna putih bersih dan raut wajahku sangatlah damai tetapi Aku juga melihat orang-orang mengelilingi ku sambil menangis. Tapi Adam tidak menangis dia hanya memegang tanganku dan berbisik “selamat jalan dan mudah-mudahan kau bahagia disana” dia berhenti sejenak untuk menyeka air matanya yang hampir jatuh dan melanjutkan ucapannya “aku menyayangimu dan mencintaimu, selalu”. Setelah itu dia bangkit dan berdiri bersama keluargaku.
Setelah itu Aku merasa diriku menjadi bebas dan Aku berterima kasih kepada Tuhan atas kisah hidupku yang bahagia ini dan di kelilingi oleh orang-orang yang menyayangiku.
The End

jangan lupa dikomennya :D
Dan jika ingin mesan/lihat-lihat buku/novel/cerita/dsb bisa liat disini dan jika ingin tahu manfaatnya membaca klik disini

2 komentar:

  1. Unknown says:

    emm, kepanjangan Ul, ga bisa lebih pendek lagi kah ?
    heeheee. . . .

  1. Unknown says:

    gk ush ko bca lh susah amat